Kotagede (17/8), Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri News
Momen perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 78 menjadi waktu yang tepat untuk kembali mengenang jasa-jasa para pahlawan. Upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 78 kembali dilaksanakan di halaman SMA Islam Darussalam Kotagede. Upacara tersebut dihadiri oleh seluruh santri pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien dan Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri, serta seluruh jajaran Yayasan kotagede Darussalam. Setelah pelaksanaan upacara perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 78 kemudian dilanjutkan dengan sesi pengumuman juara dalam lomba menulis artikel yang diadakan oleh Yayasan Kotagede Darussalam. Tidak hanya itu, peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 78 di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri ini sebenarnya diikuti oleh beberapa rangkaian kegiatan, diantaranya yakni: malam tirakatan, lomba-lomba dan penutupan acara pada malam puncak.
Pembukaan kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 78 ini diawali dengan kegiatan malam tirakatan yang dilaksanakan pada Rabu malam tanggal 16 Agustus 2023 di Pendopo Al-Khadijah. Adapun susunan kegiatan malam tirakatan tersebut meliputi tahlil, mauidhoh hasanah dan doa yang dipimpin oleh Gus Minanullah, kemudian dilanjutkan dengan membaca sholawat simtudurror yang dipimpin oleh tim hadrah Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Syabilul Syafa’at. Pesan yang disampaikan oleh Gus Minanullah dalam mauidhoh hasanah bahwa kemedekaan NKRI adalah satu contoh dan wujud nyata dalam memaknai kebersamaan dalam keberagaraman. Kebersamaan tersebut dimaknai seperti dalam kutipan karya Syaikh Imam Jalaludin As-Suyuthi dalam kitabnya yang bernama Lubabul Hadist, ada beberapa ibadah yang tidak bisa dilakukan sendirian dan harus dilakukan secara berjama’ah atau bersama-sama karena keutamaannya sangat besar. Beberapa diantaranya seperti menikah, sholat ied, sholat jum’at, dan ibadah lainnya. Keutamaan kebersamaan dalam melaksanakan ibadah tersebut merupakan salah satu aktualisasi kebersamaan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Implementasi kebersamaan yang dilakukan para pahlawan terdahulu yaitu mengusir penjajah dengan memperjuangkan kemerdekaan demi bangsa dan negara, maka saat ini kita sebagai insan manusia dan umat yang beragama juga memperjuangkan sebuah tujuan mulia yakni menjadi khalifah fiil ardh. Tujuan tersebut merupakan amanah bagi manusia untuk menjalani peran sebagai insan yang memelihara dan menjaga segala kebaikan di muka bumi. Sehingga dapat dipahami bahwa peran tersebut dapat dijalankan dengan adanya wujud kebersamaan yang baik dan selaras.
Setelah kegiatan malam tirakatan, esok harinya dilangsungkan upacara bendera bersama seluruh santri Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien dan seluruh jajaran Yayasan Kotagede Darussalam. Pelaksanaan upacara tersebut berlangsung dengan khidmah. Adapun pesan yang disampaikan oleh Gus Minanullah sebagai pembina upacara yakni mengenai peran santri dalam mengaktualisasikan kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke 78 ini. Beliau menuturkan, “Jika dahulu para pahlawan berjuang mengusir penjajah dengan mengangkat senjata, maka saat ini sebagai para pemuda bangsa Indonesia, kita sedang berjuang menumpas kebodohan dengan sungguh-sungguh dalam belajar.” maka, dengan mengingat momen kemerdekaan ini, diharapkan segenap jajaran Yayasan kotagede Darussalam dapat membantu memberikan konstribusinya untuk mengangkat kebodohan. Seperti para guru mencurahkan segala perhatian dan kasih sayang kepada muridnya dan murid harus mendengar dan hormat pada gurunya, semua orang disini tak lepas saling memenuhi perannya agar tercapainya tujuan yang sama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Tak ayal hanya guru dan murid saja, maka kita sebagai santri yang juga sedang menimba ilmu wajib mengamalkan ilmu yang telah kita dapatkan, agar ilmu menjadi berkah serta ditambahkan pemahaman atas hal yang tidak kita ketahui, seperti dalam hadits Imam Ahmad Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan ilmu yang belum ia ketahui”.
Tidak berhenti disitu, serangkaian acara peringatan HUT RI ke-78 di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri dilanjutkan dengan pelaksanaan perlombaan. Perlombaan yang diadakan diantaranya seperti lomba short movie, cerdas cermat kebangsaan, cucuk sumpit, estafet cup, dan ngiling banyu. Perlombaan ini diadakan dengan tujuan untuk memupuk rasa syukur dan kebersamaan atas terciptanya kehidupan pesantren yang guyub rukun. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dalam momentum peringatan HUT RI ke-78. Selain pentingnya mengamalkan setiap ilmu yang diperoleh, penting bagi santri untuk menjalani kehidupan yang guyup rukun. Sama halnya yang dituturkan Gus Minanullah diawal, dalam kebersamaan kehidupan sosial santri harus bisa membersamai masyarakat disetiap kegiatan sosial kemasyarakatan terutama dalam hal beribadah. Penjelasan tersebut telah disampaikan dalam kutipan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda bahwa, “Sesungguhnya di sekitar ‘Arasy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang mengenakan pakaian dari cahaya dan wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada. Mereka didengki oleh para nabi dan syuhada.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah SWT, saling berkumpul karena Allah SWT dan saling mengunjungi karena Allah SWT.” (HR. An-Nasai di dalam As-Sunan Al-Kubra). Hal ini penting bagi santri untuk bertanggungjawab membina masyarakat yang saling membersamai dalam kebaikan yakni menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga dengan peringatan perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 78 kita dapat memaknai dan mengaktualisasikan setiap hikmah-hikmah kebaikan yang tertuang dalam perjuangan para pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia.
- Siti Khoirunnisa
- Agustus 20, 2023
- 10:30 am