Nupipress – Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim karya Syaikh Hasyim Asy’ari menjadi salah satu kitab yang dikaji dalam kegiatan Ramadhan Fil Ma’had (RFM) di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri (Nurmapi) 1446 H. Kajian kitab ini dilaksanakan setiap sore pukul 16.00 WIB yang diampu oleh Baharuddin Asy’ari selaku ustadz (Guru) di lembaga Kotagede Darussalam.

Dalam kajian kitab adab, Ahad (09/03/2025), Bahar menerangkan tentang adab seorang murid dalam mempelajari ilmu yang perlu diawali dengan perkara fardlu ‘ain (perkara yang wajib dilakukan oleh seorang muslim). Ada empat tahapan ilmu yang dijelaskan dalam kitab ini, yakni: Ilmu Dzat/Tauhid, Ilmu Persifatan, Ilmu Fiqh, dan Ilmu Tasawuf.

“Seumpama kita punya anak didik atau madrasah maka yang diutamakan itu (mengajarkan) ilmu tauhid terlebih dahulu, kalau ilmu tauhidnya sudah matang, bisa dilanjutkan ilmu lainnya,” ujar Bahar.

Memperhatikan setiap tahapan dalam mempelajari ilmu pengetahuan bagi setiap muslim merupakan hal yang penting. Di samping itu, seorang pencari ilmu juga senatiasa untuk selalu haus ilmu pengetahuan.

 “Harusnya seorang penuntut ilmu ketika mendapatkan warisan ilmu yang sedikit kayak orang yang kerja tidak terima jika upahnya sedikit, begitu juga penuntut ilmu harus mikir ‘mosok aku wes telu tahun mondok ilmuku mung semene entok (masa saya sudah mondok tiga tahun, ilmuku baru segini/sedikit) harusnya lebih banyak’, begitunya!,” tambahnya.

Anis Arumwati, santri Pondok Pesantren Nurmapi menuturkan Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim cocok dikaji oleh para santri, melihat mengutamakan adab atau perilaku dekat dengan dunia santri.

“Cocok untuk dipelajari para santri, karena orang-orang biasanya melihat santri dari sikapnya, semangat untuk mengkhatamkan kitab ini. Pengampu juga dalam menjelaskan kayak diulangi maknanya setiap kata dan tidak membosankan” tutur Arum.

Keseharian santri tidak akan terlepas dari adab dan ilmu. Melalui kitab yang dikaji di Pondok Pesantren diharapkan menjadi kekuatan atau spirit konsistensi dalam implementasi ilmu-ilmu yang dipelajari.

Minakhul Wafiroh mengungkaan harapannya agar para santri dapat mengimplementasikan ilmu dan adab dengan baik dan seimbang dalam  kehidupan sehari-hari.

“Kan, di awal-awal (kegiatan RFM dimulai) bapaknya (Pak Bahar) pernah bilang, ‘jadikan adab itu seperti tepung dan ilmu seperti garam’ , jadi bukan sekedar ilmu, kan, percuma orang berilmu tapi adabnya kurang,” capnya.

Semangat mengkaji salah satu karya K.H Hasyim Asy’ari ini semakin menggebu-gebu melihat setengah perjalanan telah terlewati, Ahad (09/03/2025), menuju penutupan kegiatan RFM, Senin (17/03/2025).