Tag: cerpen

SEKALI LAGI
Cerpen, Sastra

SEKALI LAGI

Sumber: Generate AI Trigger Warning: Cerpen ini mengandung tema kesehatan mental, termasuk kecemasan dan perasaan tertekan secara emosional. Pembaca dengan sensitivitas terhadap isu tersebut disarankan untuk mempertimbangkan kondisi pribadi sebelum melanjutkan membaca. Rumah sakit sangat padat pengunjung. Orang-orang yang merasakan tubuhnya tidak sebugar biasanya, berbondong-bondong mendatangi poli masing-masing. Beberapa diantar oleh keluarga atau kerabat, beberapa yang lainnya datang seorang diri. Pasien yang sudah menginap di sana juga terlihat saling bersinggungan, berpindah dari satu ruang inap ke ruang inap yang lain. Di sudut ruangan, mushola terlihat ramai dengan harap penuh. Benar ternyata, rumah sakit adalah tempat dipanjatkannya doa paling tulus. Salah satu poli di pojo...
Srikandhi Menjemput Rembulan 
Cerpen, Sastra

Srikandhi Menjemput Rembulan 

Sumber : Freepik.com (Karya ini merupakan finalis Lomba Menulis YKD 2025 yang diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia) Tahun 2157. Manusia tak lagi mengenal kesengsaraan. Teknologi telah menguasai hampir seluruh aspek kehidupan, menyajikan kenyamanan semu yang melalaikan. Langit malam di tahun ini tak lagi gulita, tak seperti dulu. Bintang-bintang palsu bertebaran di layar kubah raksasa yang menutupi kota. Teknologi menyalin bintang, namun ia tak sanggup menghadirkan rasa takjub yang dulu singgah ketika manusia memandang langit sejati ciptaan Tuhan. Di bawah kubah artifisial itu, umat manusia tak lagi mengenal semesta yang sejati. Siang dan malam penuh semu yang mereka nikmati. Lintang dan rembulan tak lain hanyalah sekadar proyeksi digital. Manusia...
Figura
Sastra

Figura

Sumber: Pngtree.com Malam yang dingin. Hujan enggan berhenti membasahi hamparan bumi tua yang telah bertransformasi menjadi hutan beton. Menciptakan garis-garis air yang tergambar jelas di jendela kamar. Suara gemericiknya menemaniku yang tengah sibuk mencari buku keramat karena selesai tidaknya tugasku bergantung pada catatan di dalamnya. Satu per satu laci meja belajar kubuka. Laci pertama tak ada, laci kedua pun sama. Kemudian tepat di laci ketiga, aku menyentuh sesuatu. Kuambil benda itu, sebuah kaca persegi panjang dengan kayu penuh ukiran di setiap sisinya. Figura yang sarat cerita, bahkan membuatku lupa akan tugas yang tengah meminta haknya. Bagaimana tidak, figura itu menampilkan foto dua gadis biasa yang tidak pernah terbayangkan bagaimana akhir kisah mereka. Saling merangkul, ...
REMBULAN PAGI
Sastra

REMBULAN PAGI

Cerpen oleh: Erha Latifah Hamdy Memilih jodoh itu ibarat kita memilih pakaian. Setiap detailnya harus luwes, pantas. Juga harus melihat budget, jangan memaksakan kehendak. Toh pakaian itu mau semewah dan semahal apapun kalau dipakai tidak nyaman, ya tetap gak bakalan bikin percaya diri. Tapi ya jangan terus milih yang murah jelek, kita perlu melibatkan selera. Pokoknya semuanya harus benar-benar dipertimbangkan. Nggak usah buru-buru, nantikan ada waktunya sendiri. Ada saatnya kamu merasa yakin bahwa Dialah yang terbaik. Ku buka kembali  pesan Whatsapp  ibuk satu minggu yang lalu. Nasihatnya masih terngiang-ngiang di kepalaku. Belakangan ini memang emosionalku sering di aduk-aduk. Banyak peristiwa yang membuatku semakin bertanya-tanya. Apa salahnya masih melajang di umur 29 tahun? Peremp...
KETUPAT
Sastra

KETUPAT

Sumber: Bola.com Sayup-sayup tak lagi terdengar bait-bait syair burdah yg biasanya didendangkan bersama oleh santriwati di Pendopo Khadijah saat kajian bersama Gus Amun. Juga suara tenang Gus Minan saat membacakan kitab Kifayatul Atqiya. Atau gema bacaan tadarus Al Quran di masjid lantai satu Al Faruq. Perlahan semua sepi, hanya ada beberapa santri yg tinggal hingga hari ini. Mayoritas mereka pulang setelah menyelesaikan taftis RFM di kantor pusat."Kamu nggak pulang nduk?" Sapaku sambil melipat mukena. Sudah menjadi tradisi di Pesantren kami bagi siapapun yg menjadi lurah atau pengurus harus rela pulang akhir atau lebaran pertama di tempat. Sembari tersenyum ceria, bocah kecil itu menjawab. Aku pulang kok, ini masih menunggu jemputan Baba dan Bubu. Katanya tadi sudah otw dari bandara...