Harlah ke-15 PPKHM Jogja Jadi Momentum Kebangkitan Santri dan Pesantren

Sumber: Dokumentasi panitia

YKD – Peringatan Hari Lahir ke-15 Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien (PPKHM) Yogyakarta berlangsung meriah di halaman Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri, Kamis (16/10). Acara akbar tahunan ini menjadi puncak dari rangkaian peringatan Harlah ke-15 yang telah dimulai sejak 2 Oktober 2025, sekaligus menjadi bagian dari semarak Hari Santri Nasional 2025.

Jamaah tampak memadati area acara sejak sore hari. Panitia memperkirakan jumlah hadirin mencapai lebih dari seribu orang, terdiri atas para santri, alumni, masyarakat umum, serta tamu undangan dari berbagai daerah. Sejumlah pejabat pemerintah, baik dari unsur sipil, TNI, maupun Polri, turut hadir memberikan dukungan. Tak ketinggalan, para kiai, nyai, dan sejumlah tokoh juga menghadiri acara ini, menambah suasana penuh keberkahan dan kehangatan silaturahmi.

Dalam sambutannya, K.H. Munir Syafa’at selaku pengasuh pesantren menyampaikan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT limpahkan. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi menyukseskan acara tersebut.

“Saya dan keluarga besar Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien serta Nurul Ummah Putri menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh hadirin yang berkenan hadir dalam acara malam ini,” ujar K.H. Munir Syafa’at.

Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya persatuan antarsantri dan antarpesantren di tengah berbagai isu yang menimpa dunia pesantren akhir-akhir ini. 

“Bertepatan dengan Hari Santri Nasional, mari kita jadikan momentum ini sebagai Hari Kebangkitan Pondok Pesantren—kebangkitan para santri yang siap meneruskan perjuangan para ulama, kiai, dan khususnya perjuangan Nabi Muhammad SAW,” tegasnya.

“Maka dari itu, ayo para santri berusaha lebih giat, tambah semangat, dan terus melakukan introspeksi diri.”

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Sirah Nabawiyah oleh salah satu santri dari Pondok Pesantren Al-Mahabbah. Pembacaan tersebut mengisahkan perjalanan awal dakwah Islam hingga hijrah ke Habsyah. Dalam penyampaiannya, disebutkan bahwa peringatan Harlah PPKHM Jogja sejatinya tidak dapat dipisahkan dari keteladanan dan perjuangan Rasulullah SAW.

Menjelang acara inti, K.H. Zaki Abdullah memberikan tausiyah pembuka. Beliau mengingatkan pentingnya rasa syukur, baik secara pribadi maupun kolektif atas nama pondok pesantren.

“Pondok pesantren ini milik umat Rasulullah SAW. Maka yakinlah, setiap anugerah yang Allah berikan kepada kita adalah tambahan nikmat, bukan hanya untuk pribadi, tetapi juga untuk seluruh pesantren,” ucapnya.

Beliau juga memohon doa agar seluruh pondok pesantren dan para santri kelak menjadi generasi yang mulia dan membawa kemaslahatan bagi umat.

Puncak acara diisi dengan Mauidhah Hasanah oleh K.H.R. Moh. Khalil As’ad Syamsul ‘Arifin dari Pondok Pesantren Walisongo Situbondo, diiringi lantunan Hadrah Al-Mahabbah yang membuat suasana semakin khidmat dan menyentuh hati. Dalam mauidhah-nya, beliau mengingatkan bahwa ilmu sejati selalu menuntun seseorang untuk semakin dekat dengan Allah SWT.

“Kita ini hanya perantara. Yang memiliki ilmu adalah Allah, yang memberi hidayah juga Allah. Bertambahnya ilmu seharusnya membuat kita semakin tawadhu’ karena mengagungkan Allah,” tuturnya.

Beliau juga menekankan pentingnya membuka hati dalam proses belajar agar terhindar dari penyakit dan kotoran hati, serta mengingatkan betapa shalawat menjadi jembatan antara Allah dan Rasul-Nya.

Acara malam itu berlangsung dengan penuh kekhidmatan, rasa syukur, dan semangat kebersamaan. Acara ditutup dengan mahallul qiyam dan doa oleh K.H. Munir Syafa’at. Peringatan 15 tahun perjalanan PPKHM Jogja bukan sekadar perayaan usia, tetapi juga menjadi momentum kebangkitan santri dan pesantren untuk terus berkhidmah, berilmu, dan berjuang di jalan Allah SWT.

Reporter: Alfian Hamid | Editor: Nayla Sya