Nurmapi – Serangkaian kegiatan Haflah dan Harlah ke-38 serta Pekan Pustaka Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri (PPNU-Pi) ke-19 secara resmi telah dibuka pada hari Ahad, 16 Februari 2025. Acara ini diselenggarakan mulai pukul 19.30 WIB di Pendopo Al-Khodijah. Pembukaan ini dihadiri oleh seluruh santri PPNU-Pi dan dibuka langsung oleh Lurah PPNU-Pi.

“Dengan mengucap basmalah, bismillahirrahmanirrahim, acara Haflah, Harlah ke-38, dan PPNU 2025 resmi dibuka,” ujar Isna Rokhimah.

Isna Rokhimah, selaku Lurah PPNU-Pi, menuturkan bahwa Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri yang telah memasuki usia 38 tahun ini terus menjadi tempat bagi santri untuk bertumbuh, belajar, dan menyiapkan diri sebelum terjun ke masyarakat. Acara ini bukan hanya momentum perayaan semata, tetapi juga merupakan bagian dari perjalanan pondok pesantren dalam mendidik dan mencerdaskan muslimah yang berilmu dan berakhlak mulia.

“Apalagi kita sebagai santri, utamanya perempuan, memiliki peran penting sebagai agen perubahan, mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, hingga dunia,” imbuh Isna.

Devi Puspitasari, santri mahasiswa PPNU-Pi, memaparkan bahwa terkadang sebagai santri, kita tidak menyadari bahwa pondok pesantren telah berdiri selama 38 tahun. Padahal, PPNU-Pi sudah dikenal baik oleh masyarakat luas. Mungkin santrinya yang kurang mengenal dan kurang bersyukur.

“Kelihatannya kita sebagai santri di dalam pondok itu biasa saja, tapi menurut orang lain, pondok ini sudah bagus. Ternyata memang berbeda antara yang melihat dan yang menjalani,” papar Devi.

Isna berharap serangkaian agenda yang akan berlangsung selama enam hari ke depan, terhitung dari tanggal 16–22 Februari 2025, dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala apa pun.

Menurut Devi, penggabungan tiga acara tahunan ini memang mempersingkat waktu, tetapi di sisi lain membuat santri tidak bisa benar-benar menikmati setiap acara. Selain itu, santri menjadi lebih lelah, terutama panitia.

“Tahun kemarin tidak digabung, jadi kegiatannya lebih banyak karena tidak dijadikan satu,” ujar Devi.

Untuk kegiatan yang diadakan, panitia menyusun acara yang cukup menarik. Salah satunya adalah Qirtub in Action, yang ditujukan untuk setiap kelas Madrasah Diniyah Nurul Ummah Putri. Agenda ini merupakan inovasi baru yang belum ada di tahun sebelumnya. Namun, ada juga kegiatan yang sudah rutin diadakan setiap tahun, seperti Gebyar Nusantara, yaitu penampilan dari masing-masing daerah.

“Itu ada setiap tahun. Kadang saya yang tampil merasa bosan karena paling hanya menari, bernyanyi, dan tidak ada ketentuan yang jelas, jadi acaranya itu-itu saja,” imbuh Devi.

Isnaini Asih, santri SMA Darussalam, menuturkan bahwa dirinya sudah empat tahun di PPNU-Pi sejak SMP. Menurutnya, acara tahunan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya dengan adanya agenda seminar. Ia tertarik dengan materi seminar yang mengangkat inspirasi sosok perempuan.

“Seminarnya menarik, sangat menginspirasi sebagai perempuan. Perempuan itu bisa menjadi diri sendiri dan harus percaya diri,” ujar Isnaini.

Reporter: Nanik
Editor: Deri